
Ada banyak jenis konsultan yang sering kita temui sehari-hari. Jika anda merupakan seorang pengusaha pasti anda pernah berpengalaman bekerja sama dengan berbagai tipe konsultan. Seperti penasehat hukum, konsultan konstruksi, vendor jasa pengembang software, konsultan interior, gedung, dan lain sebagainya.
Anda mungkin kesulitan menentukan apakah kira-kira jasa yang akan anda keluarkan uang untuk mengambilnya tersebut benar-benar bermanfaat bagi anda ataukah justru malah membuat pengeluaran perusahaan anda membengkak tapi tidak bermanfaat apa-apa bagi anda.
Untuk itu Anda harus memiliki prinsip atau kriteria tertentu untuk menentukan apakah perusahaan anda layak atau tidak mendapatkan service dari konsultan tersebut.
Berikut adalah kriteria kriteria tersebut sesuai dengan pengamatan pada pengalaman orang lain yang saya lakukan selama ini.
Pertama : Kepedulian dari mereka terhadap anggaran yang anda tetapkan
Maksudnya bukan hanya peduli terhadap project-nya tetapi juga peduli terhadap masalah anda. Misal proyeknya diperkirakan menelan biaya Rp. 100 juta. Tetapi budget dari bos anda hanya diberikan Rp. 50 juta. Maka konsultan yang baik dia tidak hanya pedulinya pada uang Rp. 100 juta tersebut saja, tetapi juga ikut memikirkan bagaimana caranya agar project tetap berkualitas dengan biaya yang hanya 50 juta.
Caranya bisa dengan mengurangi luasan project atau bisa juga dengan pembayaran secara bertahap. intinya konsultan tersebut memiliki kepedulian terhadap budget yang dianggarkan oleh perusahaan anda untuk proyek tersebut.
Namun yang patut diperhatikan adalah, jika anda qadarullah berhasil mendapatkan vendor yang peduli seperti itu Anda juga harus jujur. Anda tidak boleh cari cari. karena fitur yang peduli terhadap kebutuhan kliennya itu di zaman yang serba instan dan oportunis ini jumlahnya sedikit dan susah dicarinya.
Kedua : Dari sisi worthed atau tidaknya bisa dihitung
Jadi ada nilai yang bisa dihitung dan bisa dilihat bahwa pekerjaan tersebut worthed ataukah tidak.
Maksudnya whorted adalah dalam arti dibandingkan dengan laba perusahaan anda bukan dibandingkan dengan modal. Jadi misalkan perusahaan anda bisa menghasilkan Rp. 100 juta perbulan dalam artian laba maka jika ada project nilainya mencapai 150 juta perbulan sekalipun dan sebenarnya modal anda ada satu miliar maka saya menganggap itu belum worthed. Jadi membandingkannya dengan laba, bukan dengan modal.
Namun jika dengan adanya project si konsultan/ vendor tersebut yang nilainya Rp. 100 juta, kemudian laba perusahaan anda ada pertambahan sebesar Rp. 200 juta dalam sebulan, maka itu sangat worthed. Bahkan batasannya bisa mencapai 6 bulan. Jika dalam 6 bulan ada penambahan laba atau efisiensi yang nilainya lebih besar dari project yang dikerjakan maka itu sudah worthed dan layak diakui sebagai project yang berhasil.
Ketiga : Bisa dihitung keuntungan secara jangka panjang project yang Anda jalankan ini
Jadi misalkan project bernilai 100 juta, maka dapat dihitung dengan baik dengan angka-angka yang benar formulanya sehingga dapat diprediksi perkiraan kapan dana Rp.100 juta ini akan balik modal/ BEP. Sehingga dengan perhitungan ini anda bisa membuat perhitungan anggaran cashflow kegiatan lain yang bisa menyesuaikan.